POTRET

POTRET
invite me: 25A53E1A

Sabtu, 18 Agustus 2012

sinopsis salah satu film yg dimainkan VINO G. BASTIAN


‘RADIT DAN JANI’, Cinta Saja Tak Cukup Untuk Bertahan


film18001
Pemain:
Vino G. Bastian, Fahrani, Mario Merdhitia, Nungki Kusumastuti, Joshua Pandelaki
Tak seperti lazimnya film tentang percintaan yang bercerita tentang perjuangan mendapatkan cinta atau mempertahankan cinta dari ‘serangan’ orang lain, kali ini RADIT DAN JANI berkisah tentang upaya mempertahankan cinta di tengah kondisi serba kekurangan dan belitan narkoba. Mereka berusaha mempertahankan cinta akibat kebodohan mereka sendiri.
Berkisah mengenai sepasang kekasih bernama Radit, diperankan Vino G Bastian dan Jani, diperankan oleh Fahrani. Jani digambarkan berasal dari keluarga berkecukupan dan memiliki keluarga yang sangat menyayanginya, Sedangkan Radit tidak jelas darimana asal usulnya. Walaupun hubungan pasangan ini tidak direstui oleh keluarga Jani, dua sejoli ini tetap memutuskan untuk kawin lari dengan modal cinta mereka. Jani tetap mencintai suaminya, walaupun mengetahui, bahwa Radit tidak memiliki pekerjaan dengan penghasilan tetap dan juga kenyataan, bahwa Radit sangat ketergantungan dengan narkoba.
Tanpa bekal uang dan pekerjaan tetap, kehidupan yang keras harus mereka jalani, ketergantungan Radit terhadap narkoba membuat langkah mereka semakin berat. Pasangan ini bahkan melakukan apa saja seperti mencuri di supermarket, atau menyantroni rumah kosong untuk bertahan hidup. Namun, kekuatan cinta mereka membuat semua kepahitan hidup tidak terasa.
Sayangnya pernikahan tak selalu seindah yang diharapkan. Apalagi setelah Jani diketahui hamil, mereka pun dibangunkan oleh kenyataan, bahwa hidup mereka harus berubah. Radit harus segera melepaskan diri dari jeratan narkoba dan juga mendapat pekerjaan agar dapat membahagiakan Jani dan memberi masa depan kepada anak mereka.
the-movie_16
Film ini menggambarkan perjuangan dan penderitaan yang dijalani Radit dan Jani. Awalnya penonton disuguhi adegan – adegan yang menunjukkan betapa seru dan hedonistiknya kehidupan mereka. Lama kelamaan, sang sutradara menghadirkan kenyataan-kenyataan yang membuat miris penonton. Tidak sebatas drama, adegan action juga disisipkan disini untuk menambah warna dalam film. Seperti pada scene Radit dan Jani dikejar–kejar massa, karena tertangkap basah mencuri di toko swalayan, dapat memacu adrenalin.
Penggambaran mengenai pemakai narkoba sangat menyentuh human interest. Radit sebagai pemakai, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Cerita kemudian bergulir hingga suatu hari Jani mengetahui dirinya hamil, dan Radit yang berusaha menjadi suami ideal, berjanji akan berusaha maksimal untuk dapat membahagiakan istrinya. Pada realitas sosial yang terjadi, kemerosotan nilai budaya mulai kerap kita lihat secara gamblang, baik langsung maupun dari berbagai media massa. Generasi muda gemar melihat dunia dengan cara serba instan. Tanpa banyak perhitungan matang, keputusan penting dalam hidup diambil. Pesan moral yang coba dihadirkan tetap dapat ditangkap, yaitu pelajaran berharga bagi remaja tentang gaya pacaran dan bahayanya narkoba. Pasalnya, gaya pacaran remaja sekarang sudah mengarah yang melanggar etika.
Cerita berakhir cukup tragis, tidak seperti film india atau sinetron, kebahagiaan tidak kunjung hadir pada cerita mereka, ditengah keterjepitan faktor ekonomi, radit menyerah mempertahankan jani, yang pada saat itu sedang mengandung dan sakit, jani dipulangkan kepada orang tuanya.
Diakhir cerita radit menghampiri jani yang kala itu sedang bermain ditaman bersama hasil cintanya, seorang putri bernama kirana, sebuah nama yang diharapkan radit, anaknya yang sedang bermain dengan suaminya (bukan radit), diakhir cerita jani bertanya kepada radit,”kenapa engkau meninggalkan aku radit!, dasar bodoh (bodoh disini adalah ungkapan sayang jani terhadap radit).
radit-dan-jani-7-foto-by-eriek_doki
Dizaman yang serba materialis saat ini, cinta mengkin untuk sebagian besar tidak bisa berdiri sendiri dengan agungnya kecuali ditemani harta, dalam ketermenungan menatap jendela luar bus yang menghantarkan menuju mencari nafkah (sudirman), gedung-gedung pencakar langit berbaris seakan mengucap, “saat ini cinta tidak mulia”.
Andai seluruh manusia seperti jani, dimana dalam kesulitan ekonomi yang begitu parah sekalipun sesungguhnya kenyamanan akan hangat terasa ketika sang terkasih berada dalam dekapan memberi harap,”esok akan lebih baik”. Dunia ini tentu tidak dicipta dalam hitungan jari, dunia ini memiliki banyak kisah tragis, kisah romantis hingga kisah melankolis.
Setiap orang mendefinisikan kata cinta dengan ungkap yang berbeda dari memberikan bunga sampai dengan mobil atau perhiasan, bagaimana dapat makna menjadi dalam ketika butiran-butiran pasir tenggelam dalam muara cinta pada setiap detiknya. Kepicikan dan kebodohan kitalah sesungguhnya ketika berlian terasah dan terkikis hanya karena kumpalan debu dipinggir jalan, hidup tentu hanya sekali, dimana akan dilabuhkan cinta bila hati penuh ambisi dan iri dengki, bersama cinta sesungguhnya kebahagiaan dapat teraih.

1 komentar: